Islam dan Kemunduran Umatnya?
Ditulis pada: Februari 21, 2022
Islam dan Kemunduran Umatnya? |
KULIAHALISLAM.COM - Apakah Islam telah membuat kita mundur dan terbelakang dalam berpikir? Hari ini, ketika ribuan ideologi dan kepentingan menguasai kesadaran kaum Muslim, ya, Islam amat sering dipakai untuk membuat kita mundur.
Islam digunakan untuk, misalnya mengharamkan demokrasi. Begitu pula pluralisme, nasionalisme, ekonomi modern, dan sains modern, dibuat seolah-olah memusuhi Islam.
Namun tidak kurang dari seribu tahun sebelum sekarang, Islam tidak identik dengan kemunduran. Sebaliknya, secara aktif, ia menciptakan banyak sekali kemajuan.
***
Kemajuan adalah penciptaan hal-hal baru untuk meraih kondisi kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Seribu tahun ke belakang, kembali ke periode pra-modern, Islam mendorong masyarakat Muslim untuk menciptakan banyak sekali barang baru.
Al-Quran, sumber literasi primer dalam Islam, membuat umat Islam berhasil menciptakan bidang-bidang baru yang sangat berguna: sharaf, nahwu, balaghah, hukum, fiqih, ushul fiqih, manthiq, kalam, falsafah, hingga tasawuf.
Di balik benteng-benteng imperiumnya, mereka menciptakan lingkungan perdagangan yang bebas dan egaliter, begitu juga kebebasan dalam bidang pendidikan dan mata pencaharian.
Semua hal itu adalah baru dan maju; bidang-bidang teoretik dan praktik yang secara sadar kaum Muslim ciptakan untuk membuat kehidupan individual dan sosial menjadi lebih baik dari sebelumnya.
***
Orientasi Islam pada kemajuan ini juga tercermin dari cara mereka menyebut material-material pengetahuan Yunani yang dengan senang hati mereka terima dan kembangkan. Mereka menyebutnya ‘ulûm al-awâ’il, pengetahuan orang-orang zaman dahulu.
Itu artinya, sarjana-sarjana Muslim saat itu paham bahwa berdasarkan perhitungan historis, falsafah dan sains Yunani adalah barang kuno, sementara Islam dan ilmu-ilmu baru yang diciptakannya adalah baru alias modern.
Catatan penting: Meski dianggap kuno, bukan berarti kaum Muslim tidak melihat kegunaan dari itu semua. Seandainya begitu sikap mereka, tidak akan pernah ada rumah sakit, universitas, dan observatorium di Baghdad, Cordoba, dan Bukhara.
Sebaliknya, kita justru menjadi saksi bahwa kaum Muslim menerima dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang lebih tua tersebut, yang berasal dari orang-orang berbangsa dan beragama lain.
Hal ini menegaskan satu hal penting lainnya: Islam membuat kaum Muslim berani berpikir out of the box, melompati zaman dan tempat; meninggalkan barbarisme padang pasir, meninggalkan buang-buang energi dalam perang-perang antarsuku; berubah menjadi pencipta banyak sekali bidang pengetahuan baru, dan menjadi penerus sejati warisan ilmiah Yunani, India, dan Persia.
***
Jadi masihkah harus kita katakan bahwa Islam itu membuat umatnya menjadi mundur dan terbelakang?
Ini adalah masalah perspektif. Lihatlah dari tempat Anda duduk hari ini, di sini, dan saat ini; maka Anda bisa menyaksikan sendiri kaum Muslim sering terkecoh menjadikan agamanya sebagai alasan untuk menjadi mundur.
Sains modern distigmatisasi sebagai perusak iman dan akidah, begitu pula kemanusiaan modern, hak-hak asasi manusia, dan demokrasi juga dianggap sama rendahnya.
Namun lihatlah dari tempat-tempat duduk Sibawaih, Khalil, Jurjani, Khawarizmi, Umar Khayyam, Kindi, Farabi; atau Biruni, Ibn Sina, dan Ibn Arabi; maka Anda bisa menyaksikan bagaimana Islam membuat mereka menjadi pencipta gramatika, linguistik, logika, retorika, metafisika, astronomi, antropologi, dan hermeneutika sufistik.
Terakhir, lihatlah dari tempat duduk Nabi Muhammad SAW, di Jazirah Arabia, pada akhir abad ke-7 Masehi. Anda akan menyaksikan Sang Nabi mendorong masyarakatnya untuk keluar dari irasionalitas, menuju kemajuan dalam berpikir.
Nabi Muhammad-lah yang menciptakan egalitarianisme baru, sewaktu Arab Jahiliyah masih ingin mengawetkan fanatisisme nasab dan suku.
Gambar: Beberapa kitab pegangan saya sampai saat ini, dibeli atau didapat sebagai hadiah waktu masih di Turki. Kitab-kitab kuning membuat saya tidak bisa percaya bahwa Islam mengajarkan kemunduran.
Oleh: Ibnu Rusyd