Skip to main content

Kelas XII Bab 3 Bekerja Keras dan Tanggung Jawab

 

Hidup adalah sebuah perjuangan. Tanpa adanya usaha untuk berjuang maka manusia tidak akan bisa bertahan untuk hidup. Untuk itu manusia haruslah berjuang sekuat tenaga untuk memenuhi segala kebutuhannya sendiri. Dalam pada itu berjuang memiliki makna yang cukup luas. Di dalamnya terkandung nilai-nilai untuk bekerja keras. Tanpa adanya unsur itu apa yang kita harapkan dan cita-citakan belum tentu akan tercapai.

Jalani Hidup dengan Kerja Keras dan Syukur, Maka akan Kau Temukan Makna Hidup yang Sebenarnya

Masa depan hanya didapat bagi mereka yang bersyukur dan bekerja keras untuk hidup yang bermakna.

Dengan bekerja keras dan tekun akan muncul sikap optimis dalam diri seseorang untuk menggapai cita-citanya. Dengan adanya sifat kerja keras, manusia tidak akan mudah goyah dan putus asa dalam menerjakan apa yang ia lakukan. Tidak mudah putus semangat apabila dala melakukan  pekerjaannya mengalami hambatan atau bahkan kegagalan. Dalam melakukan pekerjaan unsur kerja keras tidak boleh lepas dari dirinya. 
Dengan kerja keras maka apabila ada kesalahan atau kekurangan bisa segera di carikan solusinya. Sehingga sebuah pekerjaaan dapat terlaksana dengan baik.  Berdasarkan uraian ini kami bermaksud untuk membahas bagaimana halnya kerja keras dalam kehidpan.

A. Pengertian Kerja Keras

Kerja keras artinya melakukan suatu usaha atau pekerjaan secara terus menerus tanpa mengenal lelah. Kerja keras juga dapat diartikan suatu tindakan atau perbuatan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan serius sampai tercapai suatu tujuan. 

Agama islam mengajarkan umatnya agar selalu bekerja keras dalam menjalankan kehidupannya di muka bumi ini. Segala sesuatu yang dilakukan tidak dengan kerja keras, hasilnya tidak akan sempurna. Sebaliknya, seberat apa pun suatu pekerjaan jika dilakukan dengan sungguh-sungguh, niscaya hasilnya akan dapat diraih dengan baik. 

Kerja keras merupakan sikap terpuji yang perlu dimiliki oleh setiap orang yang menginginkan kesuksesan dalam hidupnya. Kerja keras adalah kunci dalam mencapai kesuksesan dan tujuan yang dicita-citakan manusia.

Kerja keras merupakan sikap terpuji yang perlu dimiliki oleh setiap orang yang menginginkan kesuksesan dalam hidupnya. Kerja keras adalah kunci dalam mencapai kesuksesan dan tujuan yang dicita-citakan manusia. 

Dengan kerja keras semua pekerjaan bisa cepat selesai dan sebuah pekerjaan bisa terselesaikan dengan cepat, rapi dan maksimal sesuai yang diharapkan. Tanpa adanya sifat kerja keras dalam menjalani sebuah pekerjaan maka manusia akan cepat merasa putus asa dan mudah menyerah. Tidak merasa puas dan bahkan bisa menjadi orang yang pesimis. 

Untuk itu maka manusia dituntut untuk selalu memiliki dan menjaga sifat tersebut. Agar dalam menjalani kehidupan dan melakukan pekerjaan tetap menjadi orang yang selalu optimis dan berpikiran positif. Dengan begitu semua apa yang dicita-citakan oleh manusia akan terwujud dengan baik.

B. Pentingnya Kerja Keras

Islam menganjurkan umatnya agar mau bekerja keras dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, islam membenci umatnya yang hanya berpangku tangan, malas-malasan dan tidak mau bekerja mencari nafkah. Selain bekerja keras, kita juga harus berdoa kepada Allah SWT, agar apa yang diinginkan dapat terkabul. 

Sebab bekerja adalah usaha lahir yang harus dilakukan manusia atau disebut juga syari’at, sedangkan berdoa adalah ikhtiar batin yang harus dilakukan manusia atau disebut juga hakikat.

C. Konsep Kerja Keras

Kerja berarti berusaha atau berjuang dengan keras berarti sungguh-sungguh. Bekerja keras adalah bekerja dengan gigih dan sungguh-sungguh untuk mencapai suatu cita-cita. Bekerja keras tidak mesti “banting tulang” dengan mengeluarkan tenaga secara fisik, akan tetapi sikap bekerja keras juga dapat dilakukan dengan berpikir sungguh-sungguh dalam melaksanakan pekerjaannya. 

Kerja keras yaitu bekerja dengan sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan atau prestasi kemudian disertai dengan berserah diri (tawakkal) kepada Allah SWT baik untuk kepentingan dunia dan akhirat. Firman Allah SWT yang artinya sebagai berikut:

“ Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Al-Qashash: 77)

Dengan demikian, sikap kerja keras dapat dilakukan dalam menuntut ilmu, mencari rezeki, dan menjalankan tugas sesuai dengan profesi masing-masing. 

Pentingnya bekerja keras ini tersirat dalam firman Allah surat al-Jumu’ah ayat 10 yang artinya:
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. “ 

Selain itu, Allah juga berfirman dalam surat at-Taubah/9 ayat 105 yang artinya:
"Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu'min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan."

Ayat di atas mengajarkan bahwa kita tidak saja melakukan ibadah khusus, seperti shalat, tetapi juga bekerja untuk mencari apa yang telah dikaruniakan Allah di muka bumi ini. Kemudian pada surat at-Taubah di atas mengisyaratkan bahwa kita harus berusaha sesuai dengan kemampuan maksimal kita dan hal itu akan diperhitungkan oleh Allah SWT. 

Orang yang beriman dilarang bersikap malas, berpangku tangan, dan menunggu keajaiban menghampirinya tanpa adanya usaha. Allah menciptakan alam beserta segala isinya diperuntukkan bagi manusia. Namun, untuk memperoleh manfaat dari alam ini, manusia harus berusaha dan bekerja keras. Rasulullah SAW juga menganjurkan umatnya untuk bekerja keras. Beliau menegaskan bahwa makanan yang paling baik adalah yang berasal dari hasil keringat sendiri. Sabdanya:

عَنِ اْلمَقْدَادِ بْنِ سَعْدِ يَكْرِبَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ قَالَ مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلَِ يَدَيهِ وَإِنَّ نَبِيَّ اللهِ دَاوُدُ كَانَ   يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ  

Artinya: Tidak ada makanan yang lebih baik bagi seseorang melebihi makanan yang berasal dari buah tangannya sendiri. Sesungguhnya Nabi Daud AS makan dari hasil tangannya sendiri.
“Wahai manusia sesungguhnya kamu harus bekerja keras (secara sungguh-sungguh) menuju keredaan Tuhanmu”.

Jadi semua umat Islam harus bekerja keras dalam memenuhi kebutuhan hidupnya termasuk dalam beribadah mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hal itu pula yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW sejak kecil hingga akhir hayatnya. Misalnya ketika ia mengembala biri-biri serta berniaga hingga ke negeri Syam dengan penuh semangat dan jujur. 

Begitu pula para sahabat memberikan keteladanan bekerja keras, seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib dan lainnya. Mereka memiliki semangat kerja keras yang tinggi baik dalam berusaha maupun berdakwah menegakkan agama Allah. Harta yang mereka peroleh dari usaha yang kerja keras mereka gunakan untuk menyantuni fakir miskin dan kepentingan agama Islam. Rasulullah SAW juga memberikan penghargaan bagi orang yang bekerja keras. 

Namun dalam hal ibadah khusus, seperti shalat, hendaknya kita beranggapan bahwa seolah-olah kita akan mati esok hari sehingga kita bisa beribadah dengan khusyu’. Hal ini sesuai dengan pesan Rasulullah SAW:
اِعْمَلْ لِدُنْيَاكَ كَأَنَّكَ تَعِيْشُ اَبَدًا وَاعْمَلْ ِلآخِرَتِكَ كَأَنَّكَ تَمُوْتُ غَدًا
Artinya: “bekerjalah untuk kepentingan duniamu seolah-olah engkau hidup selama-lamanya; dan bekerjalah untuk kepentingan akhiratmu seolah-olah engkau akan mati esok hari”. (H.R. Ibnu Asakir). 

Semua manusia yang hidup di dunia ini mempunyai jasmani dan rohani yang keduanya saling membutuhkan antara satu dan lainnya. Kebutuhan jasmani berupa makanan, minum, pakaian, dan tempat tinggal. Sedangkan kebutuhan rohani berupa pengtahuan yang bermanfaat, dan nasihat yang sesuai dengan kebutuhan rohani. Semuanya itu dapat diraih apabila kita mau berusaha dengan sungguh-sungguh, maka Allah akan memberikan rizqi kepada makhluk-Nya. Allah berfirman:
"Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri". (Q.S Ar-Ra’du: 11) 

Rasulullah pernah bersabda “amal duniawi yang dilakukan oleh manusia untuk kepentingan hidupnya dan usaha yang dikerjakan untuk kebutuhan diri sendiri dan keluarga termasuk ibadah serta sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT”.

Semua orang yang bekerja dapat menjadikan pekerjaan dan segala aktivitasnya sebagai ibadah asalkan mereka berpegang pada ketentuan berikut: 
a. Harus menyesuaikan semua pekerjaannya dengan aturan agama yang berlaku dalam ajaran Islam. 
b. Sebelum melakukan pekerjaan hendaknya memulainya dengan niat yang suci dan hati yang tulus. 
c. Setiap pekerjaan hendaklah dilakukan dengan baik dan benar.

D. Nilai-Nilai Positif Dari Kerja Keras Dalam Fenomena Kehidupan

Kerja keras, selain memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia, juga mengandung nilai-nilai positif yang dapat mendatangkan manfaat bagi pelakunya.

Di antara nilai-nilai positif kerja keras adalah sebagai berikut: 
a. Memiliki keimanan yang kuat dalam hati, sehingga tidak mudah tergoda oleh bisikan dan rayuan setan, ketika menjalankan suatu pekerjaan. 
b. Memiliki kesabaran yang kuat sehingga tidak tergesa-gesa. Tergesa-gesa merupakan perbuatan setan yang harus dihindari. Selain itu, setiap pekerjaan memerlukan ketekunan dan ketelitian, agar mendapatkan hasil yang baik. 
c. Memiliki keyakinan dalam hati bahwa bekerja yang baik sesuai ajaran Islam termasuk ibadah, yang kelak akan mendapat pahala dari Allah SWT. 
d. Senantiasa berusaha sebisa mungkin agar pekerjaan tidak akan menyimpang dari ajaran islam, sehingga selain mendapatkan hasil yang bagus juga tidak melanggar aturan agama. 
e. Selalu waspada dan bersikap hati-hati dalam bekerja, agar tidak mendatangkan kerugian, baik  bagi diri sendiri maupun orang lain.

E. Perilaku yang Mencerminkan Orang yang Bekerja Keras

Setiap Muslim yang beriman, hendaknya berusaha membiasakan diri bersikap perilaku kerja keras. Sebagaimana diketahui, Islam telah mengajarkan kepada umatnya agar mau bekerja keras dalam meraih kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat dan berusaha membiasakan diri bersikap perilaku kerja keras dalam hidupnya sehari-hari. 

Untuk dapat membiasakan diri bersikap perilaku kerja keras, ada baiknya diperhatikan terlebih dahulu beberapa hal berikut ini. 
a. Biasakan bergaul dengan orang-orang yang mempunyai perilaku kerja keras. Sebaliknya, hindari pergaulan dengan mereka yang memiliki perilaku pemalas dan penghayal berat. 
b. Selalu ingat dan berpegang teguh pada aturan tata cara bekerja yang baik menurut ajaran Islam, agar dalam melakukan suatu pekerjaan tidak menyimpang atau melanggar ketentuan agama. 
c. Biasakan bersikap terbuka akan masukan, kritikan, teguran atau nasihat dari pihak manapun yang tujuannya baik, terutama yang mengingatkan kita ketika lupa atau salah. 
d. Selalu menjaga diri dari sikap perilaku tercela, baik ketika bekerja maupun di luar waktu bekerja, sehingga akhlak seorang beriman akan tetap terjaga dari perbuatan keji dan mungkar. 
e. Selalu bersedia mengingatkan orang lain yang sedang lupa atau salah melanggar aturan bekerja, seraya melakukannya dengan cara-cara yang santun dan terhormat. 
f. Panjatkan doa kepada Allah SWT agar diberi kekuatan dapat bersikap perilaku kerja keras dalam menjalani kehidupan. Sebab tidak ada kebahagiaan yang dating dari langit tanpa ada usaha dan kerja keras. 
g. Mulailah membiasakan diri bersikap perilaku kerja keras dari sekarang, agar kelak setelah dewasa menjadi orang yang sukses. 

F. Hikmah Bekerja Keras 

Allah SWT memerintahkan supaya kita bekerja keras karena banyak himah dan manfaatnya, baik bagi orang yang bekera keras maupun terhadap lingkungannya. Di antara hikmah bekerja keras tersebut adalah sebagai berikut: 
1. Mengembangkan potensi diri, baik berupa bakat, minat, pengetahuan, maupun keterampilan. 
2.  Membentuk pribadi yang bertanggung jawab dan disiplin. 
3. Mengangkat harkat martabat dirinya baik sebagai makhluk individu maupun sebagai anggota masyarakat. 
4. Meningkatkan taraf hidup orang banyak serta meningkatkan kesejahteraan. 
5.  Kebutuhan hidup diri dan keluarga terpenuhi. 
6. Mampu hidup layak. 
7. Sukses meraih cita-cita 
8. Mendapat pahala dari Allah, karena bekerja keras karena Allah merupakan bagian dari ibadah.

G. Membiasakan Perilaku Kerja Keras

Untuk dapat memilki sikap kerja keras, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 
1. Selalu menyadari bahwa hasil yang diperoleh dari jerih payahnya sendiri lebih terpuji dan mulia daripada menerima pemberian orang lain. 
2. Islam memuji sikap kerja keras dan mencela meminta-minta (kecuali jika terpaksa). 
3. Memiliki semboyan tidak suka mempersulit orang lain dengan mengharapkan bantuannya. 4. Menyadari sepenuhnya bahwa memberi lebih mulia daripada meminta.

H. Manfaat Kerja Keras

Sikap kerja keras akan membawa keberhasilan dalam segala usaha. Jika hal itu dilaksanakan seorang murid, ia akan memperoleh prestasi yang tinggi. Jika dilaksanakan seorang karyawan, ia akan memperoleh karier dan jabatan yang baik. Jika dilaksanakan seorang pemimpin, ia akan menjadi pemimpin yang berhasil dan dicintai rakyatnya. 

Kesimpulan

Dari uraian tersebut, kesimpulannya adalah : 
1. Kerja keras merupakan akhlak Terpuji yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang, terutama bagi seorang pelajar dalam proses pendidikan. 
2. Akhlak terpuji tersebut tidak hanya bentuk pemahaman konsep akan tetapi juga diimplementasikan atau diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari, terutama sebagai umat muslim dalam mencetak prestasi bagi dunia peradaban Islam. 
3. Akhlak Terpuji tersebut merupakan refleksi dari beberapa sifat-sifat atau akhlak terpuji yang merupakan kepribadian Rasulullah saw. yang perlu kita teladani.

Referensi:

  • Alfat, dkk. 2003. Aqidah Akhlak. Semarang: PT. Toha Putra Ibrahim dan Darsono. 2009. Membangun Akidah dan Akhlak. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri 
  • Multahim, dkk. 2007. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Yudistira 
  • Tim Penulis. 2009. Materi Inti dan Soal Jawab Pendidikan Agama Islam. Solo : PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri


Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar