Skip to main content

Catatan Belajar Nahwu Dari Nol - Pelajaran 2 - Tanda Isim

Saya akan melanjutkan lagi pelajaran nahwu dari nol yang disampaikan oleh guru kita yaitu ustadz Firanda Andirja melalui channel-nya.

Ini adalah video rekamannya bagi sobat yang ketinggalan live streamingnya.




Saya ingatkan kembali lagi, tulisan ini adalah hanya catatan belajar saya dari pembelajaran video di atas, jika sobat ingin mendapatkan ringkasan pelajaran, quiz, dan info resmi lainnya, silakan bergabung di channel resmi (official) via grup telegram yang link-nya adalah sebagai berikut:

- Download Materi Belajar Nahwu : https://t.me/belajarnahwudarinol_materi
- Group ikhwan 1 : https://t.me/belajarnahwudarinol_ikhwan
- Group akhwat 1 : https://t.me/belajarnahwudarinol_akhwat


Di group telegram materi yang official atau resmi, sobat akan dapat mendownload versi pdf-nya, yaitu berupa ringkasan pelajaran yang resmi dikeluarkan oleh tim ustadz Firanda.


Kembali lagi ke catatan belajar yang saya rangkum, pada pertemuan kedua "Belajar Nahwu dari Nol", materi yang dipelajari adalah عَلاَمَاتُ الاِسْمِ ('alaamaatul ismi), yaitu tanda-tanda isim alias tanda-tanda kata benda dalam bahasa Arab.


alamat isim

Tanda-tanda Isim


Mengapa kita harus mengetahui tanda-tanda isim? karena dengan mengetahuinya, kita bisa membedakan mana yang kata benda (isim), mana yang huruf (harf), dan mana yang kata kerja (fi'il).

Tanda-tanda isim adalah sebagai berikut:



1. Tanwin di huruf akhirnya.


Setiap isim pada dasarnya bertanwin dihuruf akhirnya, kecuali beberapa isim yang tidak bertanwin seperti isim 'alam yaitu أَحْمَدُ (ahmadu), dan lainnya.

Sedangkan fi'il tidak mungkin bertanwin di huruf akhirnya.

Namun untuk isim yang tidak bertanwin (mamnu' minash sharf) akan dipelajari nanti, kita fokus kepada ciri-ciri dasar isim yaitu bertanwin di huruf akhirnya.

Contoh :

مُحَمَّدٌ = muhammadun

قَلَمٌ (qalamun), artinya pena.


2.  Isim bisa dimasukkan ال (atau didahului oleh ال), yaitu alif dan lam.


contohnya :

مَسْجِدٌ (masjidun), artinya masjid.

masjidun adalah kata benda (kita mengetahuinya, karena ia bertanwin di huruf akhirnya).

ketika ditambah ال, maka tanwin hilang, sehingga menjadi الْمَسْجِدُ (al-masjidu).

Contoh lain :

شَمْسٌ (syamsun) -> الشَّمْسُ (asy-syamsu)

أُسْتَاذٌ (ustaadzun) -> الأُسْتَاذُ (al-ustaadzu)


3. berharakat kasrah di huruf akhir.


Ini adalah salah satu tanda bahwa ia isim.

Isim yang berharakat kasrah di huruf akhir, berarti ia dalam keadaan majruur.

Ia dalam keadaan majruur, karena didahului atau dimasuki oleh 'aamil yang membuat isim tersebut majrur, salah satunya adalah dimasuki oleh huruf jar seperti عَلَى, مِنْ, dan seterusnya.

Contoh:

الْمَسْجِدُ (al-masjidu), jika dimasuki salah satu huruf jar, misalnya فِيْ (fii), maka al-masjid berubah menjadi majrur yaitu harakat huruf akhirnya menjadi kasrah.

الْمَسْجِدُ , dimasuki huruf jarفِي , menjadi فِي الْمَسْجِدِ

(al-masjidu, dimasuki huruf jar "fii", menjadi fil masjidi)


4. Dimasuki oleh huruf jar.


Pada poin ketiga, sudah dijelaskan bahwa salah satu tanda isim adalah bisa dimasuki atau didahului oleh huruf jar.

Ketika didahului oleh huruf jar, maka harakat akhir isim tersebut berubah menjadi kasrah.

Contoh huruf jar :

إِلَى (ilaa) = ke
فِيْ (fii) = di
حَتَّى (hatta) = sampai/hingga
مِنْ (min) = dari
رُبَّ (rubba) = terkadang
بِ (bi) = dengan
لِ (li) = milik/kepunyaan
كَ (ka) = seperti
عَنْ ('an) = dari


Contoh :

ke pasar, bahasa arabnya : إِلَى السُّوقِ (ilas suuqi).



5. Penisbahan (mudhaf dan mudhaf ilaih).


المُضَافُ dan المُضَافُ إِلَيْهِ penyandaran atau penisbahan.

isim yang satu menjadi sandaran atau penisbahan isim lainnya.

Contoh:

Dua isim yaitu كِتَابٌ  (kitaabun) dan مُحَمَّدٌ  (muhammadun).

Ketika kitaabun sebagai mudhaaf, dan muhammadun sebagai mudhaaf ilaih, maka kaidahnya adalah:

a. dhammah tanwin pada mudhaf (kata pertama) menjadi dhammah.

b. harakat akhir pada mudhaf ilaih (kata kedua) menjadi berharakat kasrah.

Sehingga kita tulis -> كِتَابُ مُحَمَّدٍ  (kitaabu muhammadin).



Dhamir (الضَّمِيْرُ)


Bentuk jamak dari dhamir adalah الضَّمَائِرُ (adh-dhamaa-iru).

dhamir artinya kata ganti. Pada pelajaran kedua ini kita akan mengenal dhamir lengkap yaitu kata ganti orang pertama tunggal, orang pertama jamak, orang kedua laki-laki tunggal, orang kedua laki-laki jamak, dan seterusnya.

Di bawah ini adalah dhamir lengkap dalam bahasa Arab:

هُوَ (huwa) = dia laki-laki ( dhamir untuk orang ketiga laki-laki tunggal)

هُمَا (humaa) = mereka berdua laki-laki ( dhamir untuk orang ketiga laki-laki dual)

هُمْ (hum) = mereka laki laki (dhamir untuk orang ketika laki-laki jamak).


هِيَ (hiya) = dia perempuan (dhamir untuk orang ketiga tunggal perempuan)

هُمَا (humaa) = mereka perempuan (dhamir untuk orang ketiga perempuan dual)

هُنَّ (hunna) = mereka perempuan (dhamir untuk orang ketiga perempuan jamak)


أَنْتَ (anta) = kamu laki-laki (dhamir untuk orang kedua laki-laki tunggal)

أَنْتُمَا (antumaa) = kalian berdua laki-laki (dhamir untuk orang kedua laki-laki dual)

أَنْتُمْ (antum) = kalian laki-laki (dhamir untuk orang kedua laki-laki jamak)


أَنْتِ (anti) = kamu perempuan (dhamir untuk orang kedua perempuan tunggal)

أَنْتُمَا (antumaa) = kalian berdua (dhamir untuk orang kedua perempuan dual)

أَنْتُنَّ (antunna) = kalian perempuan (dhamir untuk orang kedua perempuan jamak)


أَنَا  (ana) = saya (dhamir untuk orang pertama tunggal, baik perempuan maupun laki)

نَحْنُ (nahnu) = kami (dhamir untuk orang pertama jamak, baik perempuan maupun laki).


Demikianlah rangkuman materi pelajaran tanda-tanda isim (kata benda) dan dhamir (kata ganti).

===============================
mengulang pelajaran kesatu?  baca di sini : Pengenalan nahwu

Lanjut ke pelajaran ketiga? silakan baca : tanda-tanda fi'il
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar