Kaidah Dasar Dzuu dan Dzaatu | Pelajaran 7 Durusul Lughah 2
Ditulis pada: Juli 18, 2019
Kita lanjutkan materi berikutnya dari pelajaran ke-7 kitab Durusul Lughah jilid 2.
Kali ini adalah kaidah ذُو (dzuu).
Pengertian ذُوْ (dzuu)
1. ذُوْ : اسم من الأسمء الخمسة
dzuu adalah isim yang merupakan salah satu asmaa-ul khamsah.
Apa itu asmaaul khamsah? Bisa dibaca kembali pada link berikut: apa saja isim asmaaul khamsah?
2. بعده مضاف إليه مجرور
Setelah ذُو (dzuu) adalah mudhaaf ilaih. Oleh karena berkedudukan sebagai mudhaf ilaih, maka kata setelah dzuu dalam keadaan majrur.
Kaidah dzuu
1. إذا وقعت نعتا فإنّ ما بعدها يوافق ما قبلها في التعريف , والتنكير
Maksudnya:
Kata setelah dzuu, bentuknya bisa nakirah atau ma'rifah. Tergantung dari isim sebelumnya apakah ia nakirah atau ma'rifah. Sebelum dan sesudah harus sama.
Contoh yang nakirah
عِنْدِيْ كِتَابٌ ذُوْ غِلاَفٍ أَحْمَرَ
'indii kitaabun dzuu ghilaafin ahmara.
Artinya = Saya mempunyai buku yang bersampul merah.
kitaabun adalah nakirah, maka ghilaaf juga dalam bentuk nakirah.
Penjelasan kalimat
غِلاَفٍ adalah mudhaaf ilaih. Ia majruur. Tanda majruurnya adalah harakat kasrah pada huruf akhirnya.
أَحْمَرَ adalah kata yang menyifati غِلاَفٍ , dalam kaidah na'tun wa man'uut, jika man'uutnya majruur maka na'tun juga dalam keadaan majrur.
=====================
Untuk murajaah na't dan man'ut (atau shifah dan maushuf), baca lagi link di bawah ini:
Bentuk dan keadaan na'tun harus sama dengan man'ut
Materi pelajaran na'tun atau shifah dan man'uut atau maushuf
=====================
أَحْمَرَ adalah salah satu isim yang mamnuu' minash sharf (tidak bertanwin), sehingga tanda majrurnya adalah harakat fat-hah di huruf terakhirnya.
Contoh yang ma'rifah
أَيْنَ الْكِتَابُ ذُو الْغِلاَفِ الأَحْمَرِ ؟
aina al-kitaabu dzuu al-ghilaafi al-ahmari?
Artinya: Dimana kitab yang bersampul merah itu?
Penjelasan kalimat:
Penjelasan sama dengan contoh di atas, namun ada perbedaan tentang i'rob al-ahmar.
Tanda majruur dari al-ahmar adalah kasrah. Mengapa bukan fat-hah? Karena ia didahului oleh al ( ال ), sehingga tanda majrurnya adalah kasrah di huruf terakhirnya.
2. ذَاتُ (dzaatu)
ذَاتُ : مُؤَنَّث ذُوْ
dzaatu adalah bentuk mu-annats dari dzuu.
Contoh:
هَذِهِ اِمْرَأَةٌ ذَاتُ مَالٍ كَثِيْرٍ
hadzihi imra-atun dzaatu maalin katsiirin.
Perempuan ini kaya.
Bisa juga diartikan: Perempuan ini mempunyai harta yang banyak.
Penjelasan kalimat
Kita menggunakan dzaatu, karena kata yang ingin disifati adalah mu-annats (yaitu imra-atun).
maalin adalah mudhaaf ilaih. Ia majruur. Tanda majrurnya adalah harakat kasrah.
maalin adalah nakirah, karena imra-atun itu nakirah.
katsiirin adalah kata yang menyifati maalin, sehingga bentuknya mengikuti maalin, yaitu mufrad, nakirah, majruur.
Demikian materi tentang dzuu. Semoga bermanfaat.