Skip to main content

Para Shahabat dan Tabi’in Sudah Memesan Rumah di Surga, Siapa Mereka?



Para Shahabat dan Tabi’in Sudah Memesan Rumah di Surga, Siapa Mereka?


Dari Dawud bin Abi Hind, dari Nu’man bin Salim, dari Amr bin Aus berkata, “Anbasah bin Abu Sufyan menceritakan kepadaku ketika sakit menjelang kewafatannya, ‘Aku mendengar Ummu Habibah berkata, ‘Aku mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam;

مَنْ صَلَّى اثْنَتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِى يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِىَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِ
         
Siapa yang mengerjakan 12 rakaat shalat sunnah dalam sehari semalam, niscaya akan dibangun untuknya satu rumah di surga.”

Ummu Habibah berkata, ‘Aku tidak pernah meninggalkannya semenjak mendengar itu dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam.

Anbasah juga berkata, ‘Aku tidak pernah meninggalkannya semenjak mendengar itu dari Ummu Habibah.’

Amr bin Aus juga berkata, ‘Aku tidak pernah meninggalkannya semenjak mendengar itu dari Anbasah.’

Nu’man bin Salim juga berkata, ‘Aku tidak pernah meninggalkannya semenjak mendengar itu dari Amr bin Aus.’ [1]

          12 Rakaat ini yaitu:
1.    4 rakaat sebelum dhuhur.
2.    2 rakaat setelah dhuhur.
3.    2 rakaat setelah maghrib.
4.    2 rakaat setelah isya’.
5.    2 rakaat sebelum subuh.[2]

Berdasarkan hadits riwayat Tirmidzi sebagai berikut;

مَنْ صَلَّى فِى يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً بُنِىَ لَهُ بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِ أَرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلاَةِ الْفَجْرِ
        
    “Siapa yang dalam sehari semalam shalat 12 rakaat, niscaya akan dibangun baginya rumah di surga; 4 rakaat sebelum dhuhur, 2 rakaat setelahnya, 2 rakaat setelah maghrib, 2 rakaat setelah isya’, dan 2 rakaat sebelum subuh.”[3]

      Yang perlu menjadi catatan adalah 4 rakaat sebelum dhuhur maksudnya; 2 rakaat salam, dan 2 rakaat salam, bukan dikerjakan 4 rakaat sekaligus. Hal ini berdasarkan hadits;

صَلاَةُ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ مَثْنَى مَثْنَى.
           
           
          “Shalat malam dan siang itu dua dua.”[4]

          Wallahu a’lam.


Ditulis dan diedit oleh: Muizzudien Abu Turob حفظه الله


[1] HR. Muslim (822)
[2] Lihat: Syarh an-Nawawi ‘ala muslim (III/59)
[3] HR. Tirmidzi (415), dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani
[4] HR. Malik dalam al-Muwaththa’ (I/119) & Tirmidzi (597). Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar