Qairawan atau Kairouan Pusat Peradaban Ilmu Pengetahuan Islam
Ditulis pada: April 05, 2022
Qairawan atau Kairouan Pusat Peradaban Ilmu Pengetahuan Islam
Qairawan atau Kairouan merupakan sebuah kota di Afrika Utara yang dibangun pertama kali tahun 670 oleh Uqbah bin Nafi (wafat Agustus 685 M), Gubernur dari Dinasti Umayyah di Afrika Utara.
Dari abad ke-7 sampai abad ke-9, kota ini menjadi ibukota Maghrib (Afrika Utara) yang memerintah lima negara yaitu Tripolitania, Tunisia, Maghrib al-Aqsa (Maroko) dan Andalusia (Spanyol).
Arti penting Qairawan atau Kairouan dalam sejarah Islam tercatat dalam tiga hal yaitu sebagai kota benteng dan kota perjuangan umat Islam, sebagai pusat futuhat (ekspansi) Islam dan Islamisasi di Afrika dan sebagai salah satu pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan di Dunia Islam.
Qairawan atau Kairouan Kota Benteng dan Perjuangan
Ketika pasukan umat Islam di bawah pimpinan Uqbah bin Nafi berhasil menguasai Afrika Utara pada tahun 666 M, Uqbah memutuskan untuk menjadikan Qairawan sebagai tempat pemusatan kekuatan pasukan Muslim Arab.
Selanjutnya kota ini menjadi ibukota pemerintahan Islam di Afrika Utara dan menjadi kota internasional, sebab disitu berdiam bangsa Arab, Barbar, Persia, Romawi dan lainnya.
Kota ini dimaksudkan untuk menghindarkan gangguan dari Armada Romawi. Qairawan menjadi kota perjuangan setelah menjadi pusat kaum Muslimin Afrika.
Pada tahun 683 M, kota ini direbut Kuseille penguasa Bizantium Roma, tetapi pada tahun 688 M, kota Qairawan berhasil direbut umat Islam di bawah pimpinan Zuhair bin Qais.
Sekitar tahun 800-an, kota ini dikuasai Dinasti Aglabiyah dan tahun 909 M, kota Qairawan dikuasai Dinasti Fatimiyah, dan tahun 1214-165, Qairawan dikuasai Daulah Al Marina.
Qairawan/Kairouan Pusat Futuhat (Ekspansi) dan Islamisasi
Dalam pengembangan Islam. Kota Qairawan mempunyai sumbangan yang amat penting sebagai pusat dan titik tolak Islamisasi Afrika. Dari kota inilah dilancarkan usaha-usaha untuk menyebarkan Islam di kalangan bangsa Barbar.
Jalan futuhat (ekspansi) umat Islam itu antara lain dapat dilihat ketika Abdul Mujahir yang pernah menggantikan Uqbah bin Nafi, merebut Pulau Elba dari tangan Bizantium.
Ketika Uqbah berkuasa untuk kedua kalinya, ia telah merebut daerah Grid di tenggara Tunis, selanjutnya Maroko Tengah, Sousjauh (Barat Laut Aljazair), tempat pemukiman suku Asafa.
Bahkan umat Islam di bawah pimpinan Musa bin Nusair berhasil membawa Islam ke Andalusia (Spanyol) pada tahun 707 M.
Menyusul futuhat tersebut, khususnya di Afrika pada tahun 718 M, Khalifah menempatkan suatu misi di sana yang terkenal dengan nama “Misi Sepuluh Ulama.”
Misi ini berhasil mengajak orang Barbar untuk menerima Islam. Bahkan orang Barbar kemudian turut berperan dalam membawa Islam ke daerah Andalusia.
Pusat Kebuadayaan dan Ilmu Pengetahuan
Kota Qairawan atau Kairouan dibangun dengan gaya arsitektur Islam dilengkapi dengan berbagai gedung, Masjid, rekreasi, puasat perdagangan, industri, militer dan sebagainya.
Masjid Qairawan berdiri sangat megah, Masjid Qairawan dibangun tahun 675 M. Pada tahun 718 M, Masjid Qairawan diperbaiki dan diperluas lagi oleh Gubernur Afrika Utara yatu Yazid bin Haitam.
Gambar bagian dalam masjid Qairawan |
Setelah mengalami perbaikan beberapa kali, akhirnya Masjid itu menjadi kebanggan muslim Afrika Utara, terutama dengan kubahnya yang terkenal dengan nama “Qutabul Bahwi”.
Perguruan Tinggi Qairawan berada di kota Fez (Maroko) yang dikenal dalam literatur Barat dengan ejaan “Karaouine”.
Perguruan Tinggi ini dibangun pada tahun 245 H/859 M oleh putri seorang saudagar kaya bernama Fatimah al-Fihri di kota Fez yang berasal dari kota Qairawan pada waktu Daulah Idrisiyah (789-924 M) masih menguasai wilayah Afrika Barat sampai ke Senegal dan Guinea.
Pada tahun 305 H/918 M, Perguruan Tinggi ini diserahkan kepada pemerintah dan sejak itu Perguruan Tinggi Qairawan menjadi Perguruan Tinggi Negeri dan di bawah dan pembiayaan negara.
Menurut sebuah sumber, puncak kejayaan Perguruan Tinggi Qairawan dimulai abad ke-12 hingga abad ke-15 M, pada waktu Afrika Utara di bawah kekuasaan Daulah Al Muwahhidun (1120-1231 M) dan Daulah Al Marina (1214-1465 M).
Kedua Dinasti itu pelindung itu pelindung ilmu pengetahuan dan pembangunan monumen-monumen arsitektur yang amat indah di Fez. Pada masa itu, Perguruan Tinggi Qairawan bukan hanya menarik Mahasiswa dari Afrika serta Dunia Islam lain, tetapi juga Eropa.
Menurut sumber tersebut, diantara Maha guru dan Mahasiswanya tercatat adalah Ibnu Khaldun, Ibnu Khatib, al-Bitruji, Ibnu Hazm, Ibnu Bajjah, dan Al-Farabi, Ibnu Rusyd, Ibnu Tufail, Ibnu Hazm.
Gerbert of Aurillac (930-1003 M) yang kemudian menjadi Paus Sylvester II dan menemukan angka Arab dan memperkenalkannya ke Eropa untuk menggantikan angka Romawi juga termasuk tokoh yang pernah belajar di Perguruan Tinggi Qairawan.
Selain itu, Ibnu Maymun (Maimonides, ahli pikir Yahudi terkenal) juga belajar di Perguruan Tinggi Qairawan di bawah asuhan Abdul Arabi bin Muwashab.
Di antara sekian banyak alumni Perguruan Tinggi Qairawan, ada pejuang Muslim terkenal bernama Allal Al Fassi dan Mahdi Ben Barka yang berhasil memperjuangkan kemerdekaan Maroko dari penjajahan Prancis sehabis Perang Dunia II, lalu menjabat Perdana Menteri Maroko di bawah Sultan Muhammad V.
Gambar Perguruan Tinggi Qairawan |
Sampai saat ini Perguruan Tinggi Qairawan masih hidup dan merupakan Perguruan Tinggi tertua di dunia disusul Universitas Al Azhar di Mesir dan Perguruan Tinggi Qairawan lebih tua dari Universitas Oxford (didirikan 1163 M), Universitas Cambridge (didirikan 1209 M), Universitas Sarbone di Prancis (didirikan 1253 M).
Sumber : Ensiklopedia Islam terbitan Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta.