Skip to main content

Kiprah Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Untuk Kemajuan Indonesia

Kiprah Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Untuk Kemajuan Indonesia

KULIAHALISLAM.COM - Organisasi atau lembaga Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) didirikan di Jakarta pada tanggal 26 Februari 1967. Dewan Dakwah lahir dari hasil musyawarah Ulama yang dirangkai dengan pertemuan halal bihalal.

Pertemuan tersebut untuk membicarakan perkembangan dakwah Islam pada masa transisi politik setelah peristiwa G30S/PKI. Organisasi ini mempunyai gedung sekretariat yang bertempat di bekas kantor Partai MASYUMI di Jalan Kramat Raya.

Pertemuan pada tanggal 26 Februari 1967 itu oleh para Ulama bekas warga MASYUMI diantaranya Mohammad Natsir (mantan Perdana Menteri RI dan mantan ketua umum Partai MASYUMI), Prof. Dr. Moh. Rasjidi, KH Taufiqurrahman, H Mansur Daud Datuk Palimokayo.

Dan H. Nawawi Duski, Mr. Mohammad Roem (Menteri Luar Negeri RI, dan penandatangan Perjanjian Roem-Van Roejen), Mr. Sjafroedin Prawiranegara (Presiden Pemerintahan Darurat Republik Indonesia dan Gubernur Bank Indonesia pertama).

Mr. Burhanuddin Harahap (Perdana Menteri RI ke-9), Prawoto Mangkusasmito (Ketua Partai Islam Masyumi terakhir), Prof. Kasman Singodimedjo (Jaksa Agung Pertama).

Berdasarkan akta notaris Syahrim Abdul Manan No. 4 tanggal 09 Mei 1967, DDII diresmikan sebagai Yayasan yang bertujuan untuk mendorong, memperbaiki dan mengembangkan dakwah Islam di Indonesia dengan dasar takwa dan keridhaan Allah. 

Organisasi ini dalam menjalankan kegiatannya menjalin hubungan dengan beberapa organisasi Islam Internasional seperti Rabitah Al Alam Al Islami yang berpusat di Makkah dan Muktamar Alam Islam (World Muslim Congress) yang berpusat di Karachi, serta Dewan Masjid Sedunia (al-Majlis al-A’la al-Alami li al-Masajid) yang berpusat di Makkah.

Pada periode pertama, Yayasan Dewan Dakwah diketuai oleh Dr. Mohammad Natsir dengan Prof. Dr. Mohammad Rasjidi sebagai Wakil Ketua. Sekretaris I adalah H. Bukhari Tamam, Seketaris II adalah Nawawi Duski dan Bendahara adalah H. Hasan Basri. Sejak 24 tahun berdirinya, Dewan Dakwah diketuai oleh Dr. Mohammad Natsir.

Secara kelembagaan, Dewan Dakwah Islamiyah yang berpusat di Jakarta, memiliki cabang-cabang di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota. Dewan Dakwah Pusat banyak berperan dalam penyediaan tenaga Khatib dan Mubaligh bagi sejumlah Masjid. 

DDII menghendaki para Khatib yang bergabung denganya mengemukakan ajaran-ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah tanpa terikat taklid pada Madzhab tertentu dan mengantisipasi ajaran-ajaran yang dianggap menyimpang agar umat jadi sasaran dakwah tidak tersesat.

Visi dan Misi Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia

  1. Melaksanakan Khittah Dakwah, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Dewan Dakwah guna terwujudnya tatanan kehidupan yang Islami, dengan meningkatkan mutu dakwah di Indonesia yang berasaskan Islam, Taqwa dan keridhaan Allah Ta’alaa;
  2. Menanamkan akidah dan menyebarkan pemikiran Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah;
  3. Menyiapkan du’at untuk berbagai tingkatan sosial kemasyarakatan dan menyediakan sarana untuk meningkatkan kualitas dakwah;
  4. Menyadarkan umat akan kewajiban dakwah dan membina kemandirian mereka;
  5. Membendung pemurtadan, ghazwul fikri dan harakah hadamah.
  6. Mengembangkan jaringan kerjasama serta koordinasi ke arah realisasi amal jama’i
  7. Memberdayakan hubungan dengan berbagai pihak; pemerintah dan lembaga lainnya bagi kemaslahatan ummat dan bangsa.
  8. Membangun solidaritas Islam Internasional dalam rangka turut serta mendukung terciptanya perdamaian dunia.


Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad Natsir

Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad Natsir adalah lembaga pendidikan tinggi yang didirikan oleh Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia dengan tujuan menjadi pusat kederisasi Da’i. Para alumninya disiapkan menjadi Da’i yang siap diterjunkan ke daerah-daerah miskin dakwah seperti daerah pedalaman, perbatasan, minoritas Muslim dan suku terasing.

Maka Dewan Dakwah memberikan beasiswa penuh bagi para Mahasiswa yang siap dikader menjadi Da’i dan mewakafkan seluruh jiwa dan raga serta hidupnya untuk berdakwah di jalan Allah. STID Mohammad Natsir didirikan di Jakarta pada tahun 1999 sebagai kelanjutan dari Sekolah Tinggi Islam, Akademi Bahasa Arab, dan Lembaga Pendidikan Dakwah Islam (LPDI) yang dimiliki Dewan Dakwah sebelumnya.

Disamping STID Mohammad Natsir, Dewan Dakwah juga telah mendirikan 16 Kampus Akademi Dakwah Indonesia (ADI) di 23 Kota/Kabupaten. Mereka berkiprah dalam bidang dakwah di berbagai pelosok  Nusantara.

Dewan Dakwah juga mempunyai Program Kaderisasi Seribu Ulama (PKSU) yang awalnya bekerjasama dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). Program ini telah banyak melahirkan Intelektual Islam ternama di Indonesia seperti Dr. Tiar Anwar Bahtiar, Dr. Budi Handrianto, dan lainnya.

Lembaga Zakat Nasional (LAZNAS) Dewan  Dakwah

Lembaga Zakat Nasional (LAZNAS) Dewan Dakwah adalah lembaga resmi Amil Zakat Nasional yang menyatakan pengukuhanya dalam SK Menteri Agama RI No. 712 tanggal 02 Desember 2016. 

LAZNAS didirikan oleh Yayasan Dewan Dakwah untuk menghimpun dana Zakat, Infak, dan Sedekah guna mendukung terlaksananya program-program Dakwah seperti Beasiswa, Pendidikan, Dakwah di pedalaman, Pemberdayaan umat, kemanusiaan dan kesehatan.

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar