Musailamah Al Kadzab Nabi Palsu Pada Zaman Nabi Muhammad SAW
Ditulis pada: Januari 31, 2022
Musailamah Al Kadzab Nabi Palsu di zaman Nabi Muhammad SAW |
KULIAHALISLAM.COM - Musailamah Al Kadzab merupakan seorang tokoh Bani Hanifah, yang mengaku sebagai Nabi. Musailamah hidup di Yamamah (kini Arab Saudi Timur). Ia hidup semasa dengan Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasalam.
Nama aslinya adalah Maslamah bin Habib. Musailamah Al Kadzab mendapat julukan Abu Sumama. Ia mengaku sebagai Nabi dan menuntut supaya penduduk Madinah mengakui kenabiannya.
Musailamah Al Kadzab pernah mengusulkan kepada Nabi Muhammad SAW agar mereka berdua berbagai kekuasaan, atau Nabi Muhammad SAW memberikan kekuasannya sesudah wafatnya di kemudian hari. Kedudukan Musailamah di Yamamah hampir sama dengan kedudukan Nabi Muhammad SAW di Madinah.
Hal itu disebabkan kekuasaannya yang besar dan pengikutnya yang banyak. Keputusannya untuk mengaku sebagai Nabi bermula dari seorang bernama “ar-Rahman”, sehingga dia sendiri menamakan dirinya dengan nama tersebut.
Musailamah Al Kadzab pernah datang kepada Nabi Muhammad SAW bersama utusan Bani Hanifah dari Yamamah. Rombongan itu meninggalkannya di belakang dengan barang-barang, dan pergi menemui Nabi Muhammad SAW.
Mereka menyebut Musailamah Al Kadzab, maka Nabi Muhammad SAW kemudian juga memberinya hadiah seperti mereka, seraya berkata “Dia tidak lebih buruk kedudukannya dikalangan kamu.”
Hal itu dikatakan Nabi Muhammad SAW karena Musailamah Al Kadzab menjaga barang-barang teman-temannya. Akan tetapi, mendengar kata-kata itu dari mereka, Musailamah lalu menyatakan dirinya sebagai Nabi dan menduga bahwa Tuhan mempersekutukannya dengan Nabi Muhammad SAW dalam kenabian itu.
Kepada masyarakat Musailamah Al Kadzab bersajak dan menggunakan kata-kata dengan mencoba meniru Al-Qur’an. Musailamah Al Kadzab membuat Al-Qur’an tandingan. Diantaranya adalah tandingan Surat Al-‘Ashr ayat 1-3 yang berbunyi:
“Demi Masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh dan menaati kebenaran dan saling menasihati agar sabar.”
Musailamah Al Kadzab mengubahnya menjadi “Wahai bulu, wahai bulu, sesungguhnya kamu hanyalah sebutan dan muncul, sedangkan keseluruhanmu adalah lubang.”
Kemudian ia juga membuat Surah tandingan Surat Al-Fil yang isinya “Wahai katak betina anak dari dua pasang katak. Bersihlah apa yang kamu bersihkan. Air tidak kamu kotori dan peminum tidak kamu halangi. Kepalamu di air sedangkan ekormu di darat.”
Tidak hanya itu, Musailamah menghalalkan minuman khamar dan perzinaan dan membebaskan pengikutnya dari kewajiban Salat Fardhu. Musailamah juga mengirim surat kepada Nabi Muhammad SAW dengan menyatakan bahwa ia juga Nabi dan meminta separuh bumi buat dirinya dan separuh yang lain buat kaum Quraisy.
Setelah Surat itu dibaca Nabi Muhammad SAW, beliau menatap utusan Musailamah itu dan memberikan kesan kepada mereka bahwa Nabi Muhammad SAW akan menyuruh mereka dibunuh sekiranya tidak ada aturan yang melarang membunuh mereka dan memerintahkan agar menjamin keselamatan utusan itu.
Kemudian Nabi Muhammad SAW membalas surat Musailamah dengan mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW sudah mengerti suratnya yang penuh kedustaan dan bumi adalah kepunyaan Allah yang akan diawarisi hamba-hamba-Nya yang saleh.
Menurut sumber lain, untuk menarik banyak pengikut, Musailamah hanya mewajibkan Salat hanya tiga kali dalam satu hari. Jadi orang yang hanya Salat tiga kali dalam sehari atau kurang dari itu maka ia pengikut Musailamah dan bukan pengikut Nabi Muhammad SAW.
Ajaran Musailamah sedikit banyak dipengaruhi ajaran Kristen karena ia juga menyinggung ajaran tentang Kerajaan Allah di Surga. Dia menanamkan pengaruhnya yang besar kepada pengiku-pengikutnya, terbukti dengan keengganan pengikutnya meninggalkan ajaran Musailamah.
Ada suatu gerakan yang serupa dengan gerakan Musailamah yaitu gerakan yang disebarkan oleh seorang wanita bernama Sajah yang berdiam di Semenanjung Arab di antara suku Tamim yang berkemah di perbatasan Persia.
Untuk memperkuat posisinya ia bergabung dengan Musailamah tetapi kemudian keduanya berpisah karena gagal menyatukan pengikutnya untuk mengadakan serangan ke Madinah. Sajah kemudian kembali ke Mesopotamia (kini Irak) dan karirnya sebagai Nabi palsu berakhir. Ia diberitakan bertaubat dan mati sebagai seorang Muslimah.
Panglima umat Islam yaitu Khalid bin Walid setelah berhasil menumpas gerakan Sajah dan pengikutnya, Khalid bin Walid segera memerangi Musailamah di Yamamah.
Semula Musailamah berhasil mengalahkan pasukan Islam di bawah komando Ikrimah semoga Allah senantiasa meridainya, bahkan Musailamah berhasil menekan pasukan Islam sampai ke perbatasan Utara Yamamah.
Tetapi setelah melalui peperangan yang seru, Khalid bin Walid semoga Allah senantiasa meridainya, berhasil melumpuhkan perlawanan Musailamah dengan jumlah korban yang sangat besar di kedua belah pihak.
Musailamah Al Kadzab terbunuh di tempat yang terkenal dengan nama “Taman Kematian”. Di pihak kaum Muslimin gugur sekitar 700 orang dan di antar mereka terdapat Sahabat Nabi Muhammad SAW dan para penghafal Al-Qur’an.