Zharaf idza bermakna syarat | Durusul Lughah 3 - Pelajaran 14
Ditulis pada: Juli 07, 2021
Alhamdulillah, pelajaran 13 telah selesai kita pelajari. Sekarang kita berada pada pelajaran ke-14, yaitu materi pelajaran إِذَا (idza) sebagai zharaf (ظرف), yang mengandung makna syarat (شرط).
Mari kita baca satu persatu penjelasan yang terdapat pada buku Durusul lughah jilid 3 bab 14 ini.
Silakan lihat gambar dan perhatikan kalimat yang digaris bawahi.
Zharaf idza yang mengandung makna syarat
Penjelasan pertama adalah kalimat yang digarisbawahi.
Penjelasan tentang idza
إِذَا (idzaa) : adalah zharaf yang mengandung makna syarat.
Sebagaimana yang sudah kita pelajari, contohnya pada materi لَوْ syarat dan huruf jazm dan contohnya, sebuah syarat akan disertai dengan jawab syarat.
Jawab syarat adalah hasil atau konsekuensi dari syarat.
Penjelasan kedua.
idza masuk ke fi'il madhi
idza umumnya masuk ke fi'il madhi, kemudian idza ini mengubahnya dalam hal makna ke waktu yang akan datang.
Penjelasan ketiga.
Contoh syarat idza dan jawab syaratnya
إِذَا جَاءَ رَمَضّانُ = jika datang bulan Ramadhan.
جَاءَ adalah fi'il madhi.
إِذَا masuk ke fi'il madhi.
ia adalah syarat (شرط).
Dengan pola ini, maka ia bermakna atau mengacu ke makna yang akan datang, maksudnya jika nanti datang bulan Ramadhan.
فُتِحَتْ أَبْوَابُ الجَنَّةِ = maka pintu-pintu surga dibuka.
ia adalah jawab syarat.
Sehingga إِذَا جَاءَ رَمَضّانُ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الجَنَّةِ bermakna "jika datang bulan Ramadhan, maka pintu-pintu surga dibuka."
Summary
1. جَاءَ رَمَضّانُ adalah pola kalimat biasa yang terdiri dari fi'il madhi جَاءَ dan fa'il رَمَضّانُ
Artinya: Bulan Ramadan telah datang.
2. Jika جَاءَ dimasuki إِذَا , maka ia menjadi syarat.
جَاءَ adalah fi'il madhi, karena dimasuki إِذَا maka ia bermakna mustaqbal atau waktu yang akan datang.
3. Syarat senantiasa diikuti atau disertai oleh jawab syarat.
Penjelasan keempat.
إِذَا boleh masuk ke fi'il mudhari
Terkadang idza dapat masuk ke fi'il mudhari pada syarat, demikian pula pada jawab syarat, sebagaimana terdapat pada syair.
Namun penggunaannya jarang, karena pada umumnya idza masuk ke fi'il madhi.
Penjelasan kelima.
Jawab syarat yang tersambung dengan huruf فَ (fa)
Wajib menghubungkan jawab syarat dengan huruf fa pada beberapa tempat/keadaan, yaitu:
1. ketika jawab syarat berupa jumlah ismiyyah.
Lihat gambar di atas, pada contoh di poin 1.
إِنِّي قَرِيبٌ = Sesungguhnya aku adalah dekat.
Jumlah yang diawali dengan harf nashab inna adalah jumlah ismiyyah.
Oleh karena itu, ia diawali dan bersambung dengan فَ (fa).
sehingga menjadi فَإِنِّي قَرِيبٌ, yang artinya maka sesungguhnya aku adalah dekat.
2. ketika jawab syarat merupakan fi'il thalabiyyan.
Contoh fi'il thalabiyyan adalah fi'il amr, nahyi, dan istifham.
contoh jawab syarat yang fi'il amr
اِسْأَلْ = bertanyalah atau mintalah.
karena ia jawab syarat yang merupakan fi'il thalabiyyan, maka ia didahului dan bersambung dengan فَ (fa), sehingga menjadi فَاسْأَلْ.
Arti lengkapnya = Jika kamu melihat Hamid, maka tanyalah ia tentang waktu safar.
contoh jawab syarat yang nahyi
لاَ تُوقِظْ adalah nahyi yang merupakan salah satu thalab, sehingga ia didahului dan bersambung dengan huruf fa.
Arti lengkapnya adalah Jika kamu mendapati pasien sedang tidur, maka jangan bangunkan ia.
contoh jawab syarat dengan kata tanya (istifham)
مَاذَا adalah istifham yang merupakan salah satu thalab, maka ia didahului dan bersambung dengan huruf fa.
Arti lengkap contoh kalimat di atas adalah Jika aku melihat Bilal, maka apa yang akan aku katakan kepadanya?
Demikianlah materi pelajaran tentang syarat idza beserta contoh kalimatnya.