Skip to main content

Peta Kehidupan


Seorang ibu muda sibuk membuka-buka tumpukan majalah di lemarinya. Satu persatu di keluarkan. Ah... akhirnya ketemu juga. Ya, wanita itu sedang sibuk mencari-cari Al-Qur’an dan terjemahannya. Sebelumnya ia baru saja menelepon ibunya di luar kota untuk mengabari anaknya yang selalu sakit-sakitan. Lalu sang ibu menyuruhnya untuk memperbanyak membaca Al-Qur’an terutama ayat kursyi.

Dengan penuh kebingungan, karena buta membaca Al-Qur’an dan jarang sekali membukanya, wanita muda itu mencari di daftar isi Al-Qur’an, siapa tahu ada di tulis ayat kursyi… sampai beberapa lama di cari tak ia temukan, akhirnya ia menelepon salah seorang tetangganya untuk menanyakan dimana tulisan ayat kursyi itu dicantumkan. Barulah akhirnya ia tahu bila ayat kursyi itu adalah salah satu ayat dalam surat Al-Baqarah (QS Al-Baqarah:255) dan bukan di daftar isi!

***

Saat kita akan memasuki suatu daerah yang asing dan belum pernah ada seorang pun yang melewatinya, tentu kita perlu peta petunjuk agar tak salah jalan. Bila kita nekad memasukinya tanpa peta petunjuk, pasti dengan mudah kita tersesat dan mustahil sampai ke tempat yang dituju.

Ya... begitulah pula dengan kehidupan saudaraku, hidup ini sesuatu yang asing dan belum pernah kita mengalaminya sebelumnya. Semua manusia lahir ke dunia, menjalani hidup bersiap untuk menjalani kehidupan di alam selajutnya. Lalu bagaimana bila kita tidak berpegang pada peta kehidupan? Jawabannya pasti, ”Tersesat”.

Rasulullah Saw bersabda, ”Aku tinggalkan kepada kalian dua perkara yang jika kalian berpegang teguh dengan keduanya, niscaya kalian tidak akan tesesat untuk selamanya, yaitu Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya.”

Kemudian dalam Al-Qur’an, Allah berfirman, ”Kitab ini (Al-Qur’an) tidak ada keraguan padanya dan petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS Al-Baqarah:2).

Saudaraku, peta kehidupan itu sudah di berikan pada kita yakni Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Saw. Sekarang tinggal kita yang harus terus berpegang padanya. Al Qur’an bukanlah pajangan di ruang tamu dengan tujuan agar jauh dari jin dan setan. Atau hanya sebatas digunakan untuk mas kawin lalu tidak di buka-buka lagi.

Al Qur’an adalah navigator kita menjalani hidup. Untuk itu mari kita mulai mempelajarinya, memahaminya lalu mengamalkannya. Jangan malu dan merasa ketuaan bila kita harus memulainya dengan belajar “A, Ba, Ta, Tsa”. Jangan gengsi bila kita harus duduk bersama dengan saudara lain yang jauh lebih muda demi untuk sama-sama mempelajari kitab-Nya.Tanyalah maksud tiap ayat yang kita baca pada orang yang paham agama. Ajarilah anak-anak kita untuk mengenal penciptanya, bantu mereka memahami apa arti kehidupan di dunia, dan bagaimana menggapai kebahagiaan hidup di akhirat. Ajari mereka membaca al-Qur’an, agar tak perlu kita bersusah-susah kelak bila menasehatinya, dan agar do’a-do’a mereka terus mengalir menerangi kubur kita kelak. Ya, Al-Qur’an warisan terbaik dan berharga untuk mereka.

Semua itu berproses dan Allah Swt akan memberi imbalan atas setiap tahap proses yang kita lalui. Cobalah ambil air wudhu, lalu buka kitab-Nya, baca artinya, pahami maksudnya, akan anda temukan semua jawaban persoalan hidup, kedalaman muara cintaNya, dan keMaha AgunganNya. Semua diatas segalanya. Saat ini tidak ada kata terlambat, mari kita mulai menyatu dengan Al-Qur’an.

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar