Kumpulan Materi pelajaran bab 16 Durusul Lughah 2
Ditulis pada: Oktober 05, 2019
Setelah mempelajari materi pada bab 16 ini, yaitu:
- isnaad araada-yuriidu
- Jenis-jenis maa (مَا)
Maka hari ini kita akan melanjutkan pelajaran yang terdapat pada bab ini, yaitu:
- Bentuk mu-annats dari wazan أَفْعَلُ (af'alu), yaitu فَعْلاَءُ (fa'laa-u)
- Isim 'alam mamnu' minash sharf (مَمْنُوعٌ مِنَ الصَّرْفِ) yang berwazan فُعَلُ
- Bentuk mu-annats dari آخَرُ (aakharu), yaitu أُخْرَى (ukhraa).
- Tanda/alamat nashab dari ذُو (salah satu dari asmaa-ul khamsah).
- Kaidah kata setelah غَيْرُ (ghairu).
Baiklah, sekarang kita bahas satu persatu materi pelajaran di atas dimulai contoh dari af'alu dan fa'laa-u (contoh mauzuun dari af'alu dan fa'laa-u).
أَفْعَلُ dan فَعْلاَءُ
- Wazan af'alu (أَفْعَلُ) untuk mudzakkar, sedangkan fa'laa-u (فَعْلاَءُ) untuk muannats.
- أَفْعَلُ dan فَعْلاَءُ adalah mamnuu' minash sharf (tidak bertanwin).
Contoh mauzuunnya adalah nama-nama warna.
Warna bahasa Arabnya لَوْنٌ (launun). Jamak dari launun adalah أَلْوَانٌ (alwaanun).
Nama-nama warna yang mudzakkar
Warna yang mudzakkar berwazan أَفْعَلُ, contohnya:
- أَحْمَرُ (ahmaru), artinya merah.
Contoh kalimatnya :
هَذَا قَلَمٌ أَحْمَرُ : haadzaa qalamun ahmaru
Artinya : Ini pena merah (pena yang berwarna merah).
- أَسْوَدُ (aswadu), artinya hitam.
Contohnya :
شَعْرٌ أَسْوَدُ : sya'run aswadu
Artinya : rambut hitam
Nama-nama warna yang muannats
Warna yang muannats berwazan فَعْلاَءُ, contohnya:
- حَمْرَاءُ (hamraa-u)
Contoh kalimatnya:
هَذِهِ حَقِيْبَةٌ حَمْرَاءُ (haadzihi haqiibatun hamraa-u)
Artinya : ini tas merah (tas yang berwarna merah).
- سَوْدَاءُ (saudaa-u)
Contohnya:
لِحْيَةٌ سَوْدَاءُ (lihyatun saudaa-u)
Artinya : jenggot hitam.
Saya tidak memberikan contoh lainnya, karena ini sudah kita bahas pada pelajaran warna-warna dalam bahasa Arab.
Lihat materi pada link di atas untuk mengetahui warna-warna baik dalam bentuk mudzakkar dan muannatsnya.
Isim 'alam berwazan فُعَلُ
Isim yang berwazan fu'alu (فُعَلُ) adalah mamnuu' minash sharf alias tidak bertanwin.
Ketika umumnya isim 'alam bertanwin seperti khalid (خَالِدٌ), ali (عَلِيٌ), dst, maka isim yang berwazan fu'alu tidak bertanwin.
Contohnya:
'Umar => عُمَرُ (bukan عُمَرٌ)
Zufar => زُفَرُ
Hubal => هُبَلُ (catatan: hubal adalah salah satu nama patung)
Zuhal => زُهَلُ (catatan: zuhal adalah salah satu nama bintang)
Perbedaan antara عُمَرُ dan عَمْرٌو
Perbedaan antara 'umar dan 'amru adalah:
1. عُمَرُ (umaru) adalah mamnuu' minash sharf (tidak bertanwin), sedangkan عَمْرٌو ('amru) bertanwin.
2. Di dalam i'rob:
tanda rafa' dari عَمْرٌو adalah dhammah.
tanda nashabnya adalah fat-hah => عَمْرًا
tanda jar nya adalah kasrah => عَمْرٍو
sedangkan عُمَرُ , karena ia mamnuu' minash sharf, maka:
tanda rafa' nya adalah dhammah.
tanda nashabnya adalah fat-hah.
tanda jar nya adalah fat-hah.
Bentuk mu-annats dari آخَرُ (aakharu)
- Muannats dari آخَرُ adalah أُخْرَى (ukhraa).
- Baik آخَرُ maupun أُخْرَى merupakan مَمْنُوعٌ مِنَ الصَّرْفِ (mamnuu'un minash sharfi alias tidak bertanwin).
- Arti آخَرُ (akhar) adalah yang lain; satu lagi; selain itu; beda.
Contoh kalimat menggunakan kata آخَرُ
خَرَجَ مِنَ الْفَصْلِ أَحْمَدُ وَطَالِبٌ آخَرُ (kharaja minal fashli ahmadu wa thaalibun aakharu).
Artinya: Ahmad dan murid lainnya keluar dari kelas.
رَأَيْتُ الْيَوْمَ مُدَرِّسَنَا وَمُدَرِّسًا آخَرَ لاَ أَعْرِفُهُ (ra-aitu al-yauma mudarrisanaa wamudarrisan aakhara laa a'rifuhu).
Artinya: Hari ini saya melihat guru kami dan guru lainnya yang tidak saya kenal.
Contoh kalimat menggunakan kata أُخْرَى
خَرَجَتْ مِنَ الْفَصْلِ مَرْيَمُ وَطَالِبَةٌ أُخْرَى (kharajat minal fashli maryamu wathaalibatun ukhraa).
Artinya: Maryam dan siswi lainnya keluar dari kelas.
حَفِظْتُ سُورَةَ الرَّحْمَنِ وَسُورَةً أُخْرَى (hafizhtu suuratar rahmaani wasuuratan ukhraa).
Artinya: Saya telah menghafal surat ar-rahmaan dan surat lainnya.
Tanda/alamat nashab dari ذُو
Kita telah mempelajari asmaa-ul khamsah.
Sebaiknya sobat mengulang materi ini pada penjelasan salah satu asmaa-ul khamsah ذُو (dzuu)
Dalam pelajaran ke-16 ini, kita akan belajar tentang tanda nashab ذُو
Alamat i'rab ذُو (dzuu)
- Marfuu' : dengan waw (واو)
- Manshuub : dengan alif (أَلِف)
Jadi ذَا berarti ia dalam keadaan manshuub.
Kaidah ذُو
Kata setelah dzuu itu mudhaaf ilaih sehingga dalam keadaan majrur (مَجْرُور)
Contoh kalimat menggunakan dzuu (ذُو)
عِنْدِي دَفْتَرٌ ذُو وَرَقٍ مُسَطَّرٍ ('indii daftarun dzuu waraqin musaththarin).
Artinya: Saya memiliki buku tulis bergaris.
رَأَيْتُ مَسْجِدًا ذَا مَنَارَةٍ عَالِيَةٍ (ra-aitu masjidan dzaa manaaratin 'aaliyatin)
Artinya: Saya melihat sebuah masjid bermenara tinggi.
Kaidah kata setelah غَيْرُ (ghairu)
Kata setelah isim ghairu adalah mudhaaf ilaih (مضاف إليه) sehingga ia dalam keadaan majruur.
Contoh kalimat setelah ghairu
عِنْدِي وَرَقٌ مُسَطَّرٌ وَوَرَقٌ غَيْرُ مُسَطَّرٍ ('indii waraqun musaththarun wa waraqun ghairu musaththarin).
Artinya : Saya memiliki kertas yang bergaris dan kertas yang tidak bergaris.
Demikianlah materi pelajaran bab-16 kitab Durusul Lughah al-'Arabiyyah jilid 2 ini.
In syaa Allah kita akan lanjutkan ke pelajaran 17.