Kepingan Kisah Sebuah Persahabatan Di Gaza
Ditulis pada: Agustus 23, 2014
بسم الله الرحمن الرحيم
PBB sedang melakukan konfrensi telfon
Hallo
Hallo
“bagaimana kabarmu, kawanku?” saya bertanya
“saya baik-baik saja, bagaimana dengan mu?” Khaleed menjawab.
“bagus, kami telah mengevakuasi rumah kami, kau tau betapa bahayanya situasi di sini. Kemarin mereka memandikan kami dengan rudal-rudal buatan Amerika milik mereka. Aku tidak bisa tidur karena ledakan-ledakannya.” Ujarku.
“semoga Allah menolongmu dan keluargamu kawanku” kata Khaleed
“katakan Khaleed, apa pendapatmu tentang apa yang terjadi di lingkungan Shujaiya?” Saya bertanya
Itu adalah genosida.
“saya tau, semoga Allah menolong orang-orang yang tidak bersalah. Oh, baiklah, ceritakan padaku tentang tempatmu. Apakah disana aman? Tidak ada kerusakan? Kau bisa datang kesini ke sekolah PBB untuk tinggal beberapa waktu, aku tau tidak pantas bagi manusia tinggal disini tapi setidaknya disini aman”
Sekolah PBB telah di targetkan oleh pesawat tempur Israel beberapa menit yang lalu.
“hhhhh, jangan khawatir, kami aman disini, kami ditempat yang paling aman” ujar Khaleed
Surga?
“Tapi aku mendengar bahwa tentara sedang melakukan penyerangan terhadap daerah timur Khan Younis” Kataku
“tidak, mereka masih sangat jauh, kami aman, tidak usah khawatir”
“ok, apakah kau menginginkan sesuatu? Jangan ragu” ujarku
“kamu baik sekali Mohamed, tidak usah repot-repot” jawab Khaleed
“Aha, saya harus pergi, tetap kabarkan aku” kataku
“tentu saja, terima kasih telah menghubungi sob” kata Khaleed
“ayolah, kau kan temanku! Adalah tugasku untuk cek keadaanmu. Jangan bilang begitu, yang paling penting jaga dirimu” kataku
Sampai jumpa
Dua hari kemudian aku mendengar berita bahwa Khaleed di serang oleh drone Israel ketika ia sedang mengendarai sepeda motornya.
Khaled Sahmoud adalah seorang mahasiswa yang berusia 20 tahun. Ia mengambil jurusan tekhnik mesin di Universitas Islam Gaza.
Apakah mengendarai sepeda motor merupakan sebuah ancaman?
Israel akan melanjutkan serangan terhadap serangan warga Palestina selama Amerika Serikat melanjutkan dukungannya untuk program ketidak-adilan yang sistematis ini di bawah pengamatan miring “Masyarakat International”.
Palestina di Gaza akan terus menderita selama Israel bersikeras pada prinsip apa-yang-menjadi-milik-saya-adalah-milik-saya-apa-yang-menjadi-milik-anda-adalah-prinsip-yang-bisa-dinego.
Aku tidak menginginkan penghukuman
Aku tidak menginginkan konferensi PBB
Aku tidak menginginkan bantuan luar negeri
“aku ingin Khaleedku kembali” kataku
Mohamed Matar adalah mahasiswa Palestina berusia usia 20 tahun di fakultas Sastra Inggris, Universitas Islam Gaza.