Tips Mudik Aman dan Syar’i, Insya Allah
Ditulis pada: Juli 20, 2014
Tradisi mudik bagi masyarakat Indonesia seolah-olah tidak bisa lepas ketika menjelang Hari Raya I’edul Fitri. Selain karena keinginan bertemu sanak kerabat, juga waktu libur pada hari-hari itu relatif memungkinkan. Mudik identik dengan safar atau mengadakan perjalanan. Selain persiapan-persiapan standar mudik, adab-adab syar’i ketika safar juga harus diperhatikan. Tidak lain agar tujuan kita berjalan, dan amalan sya’ipun juga bisa ditunaikan. Selain itu, agar mudik menjadi barakah dan mendapat keridhaan dari Allah ‘azza wa jalla.
Berikut ini tipsnya. Mudah-mudahan membantu perjalanan mudik Anda.
HAL-HAL SYAR’I YANG HARUS DIPERHATIKAN SEBELUM MUDIK
- Ketika hendak mudik, disunnahkan berpamitan dengan sanak saudara yang berada di rumah atau tetangga. Ketika berpamitan, hendaknya saling mendoakan. Selain itu, bisa sebagai wasilah untuk menitipkan rumah selama bepergian.
Doa orang yang hendak pergi kepada yang ditinggalkan
أَسْتَوْدِعُكُمُ اللهَ الَّذِيْ لاَ تَضِيْعُ وَدَائِعُهُ
“Aku menitipkan kamu kepada Allah yang tidak akan hilang titipan-Nya..” (HR. Ahmad)Doa orang yang ditinggalkan kepada orang yang hendak bepergian
Sebagaimana doa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika melepas pasukan perang:
أَستودع اللَّه دينك وأمانتكم وخواتيم أعمالك
“Aku titipkan kepada Allah pemeliharaan agama kalian, amanat yang kalian emban, dan akhir penutup amal kalian.” (HR. Tirmidzi)- Ketika mudik, tidak dianjurkan untuk pergi sendirian. Lebih utamanya minimal 3 orang atau lebih. Namun jika tidak ada lagi yang diajak untuk pergi sedangkan itu penting, maka tidak mengapa.
- Disunnahkan mengangkat pemimpin di dalam sebuah perjalanan. Salah satu hikmahnya adalah pemberi keputusan, dan sebagai imam ketika melakukan shalat berjamaah.
- Perlu diperhatikan, seorang wanita dilarang bepergian kecuali ditemani mahram.
- Berdoa sebelum berangkat dan shalat dua raka’at.
بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لا حَوْلَ وَلا قُوَّةَ إِلا بِاللَّهِ
“Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, dan tidak ada daya dan upaya kecuali dengan izin Allah,”اللَّهمَّ إني أعوذ بك أَن أَضِلَّ أو أُضَلَّ ، أَو أَزِلَّ أو أُزَلَّ ، أو أَجهَلَ أو يُجهَلَ عليَّ
“Ya Allah! sesungguhnya aku berlindung kepadaMu, jangan sampai aku sesat atau disesatkan (syetan atau orang yang berwatak syetan), atau tergelincir dan digelincirkan (orang lain), atau dari berbuat bodoh atau dibodohi.” (hadits Shahih, dishahihkan Al-Albani dalam kitabnya Shahih Sunan Abu Daud 5094).Doa ketika naik kendaraan (bus, kereta, kapal, sepeda motor, mobil, pesawat, dll)
اَلْحَمْدُ لِلهِ (سُبْحَانَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَـهُ مُقْرِنِيْنَ. وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ) اَلْحَمْدُ لِله اَلْحَمْدُ لِلَّهِ اَلْحَمْدُ لِله ، اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، سُبْحَانَكَ إِنِّيْ ظَلَمْتُ نَفْسِيْ فَاغْفِرْلِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
“Segala puji hanya milik Allah, ( Maha Suci Rabb yang menundukkan kendaraan ini untuk kami, sedangkan sebelumnya kami tidak mampu. Dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Rabb kami (di hari Kiamat). Segala puji hanya milik Allah, Segala puji hanya milik Allah, Segala puji hanya milik Allah, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Mahasuci Engkau, Ya Allah. Sesungguhnya aku telah menganiaya diriku, maka ampunilah aku, karena sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau.” (HR. Abu Dawud 2602, Tirmidzi 3446, Hakim II/99, Ahmad takhrij Ahmad Syakir 753, Hadits ini Shahih)اللهُ أَكْبَرُ, اللهُ أَكْبَرُ, اللهُ أَكْبَرُ, (سُبْحَانَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَـهُ مُقْرِنِيْنَ. وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ) الَلَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِي سَفَرِنَا هَذَا البِرَّ وَالتَّقْوَى ،وَمِنَ العَمَلِ مَا تَرْضَى ، الَلَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ، الَلَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ وَالْخَلِيْفَةُ فِيْ الأَهْلِ ، الَلَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوْءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَالأَهْلِ
“Allah Maha Besar (3X). Maha Suci Rabb yang menundukkan kendaraan ini untuk kami, sedangkan sebelumnya kami tidak mampu. Dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Rabb kami (di hari Kiamat). Ya, Allah! Sesungguhnya kami memohon kebaikan dan taqwa dalam perjalanan ini, kami memohon perbuatan yang meridhokanMu. Ya Allah! Permudahlah perjalanan kami ini, dan dekatkanlah jaraknya bagi kami. Ya Allah! Engkau-lah teman dalam bepergian dan yang mengurusu keluarga(ku). Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kelelahan dalam bepergian, pemandangan yang menyedihkan dan perubahan yang jelek dalam harta dan keluarga”. (HR. Muslim 1342, Tirmidzi 3444, Abu Dawud 2599, Ahmad II/144 dan 150, An-Nasa’I 548. Ini hadits Shahih)Doa Apabila kembali dari safar
Doa di atas dibaca (yakni doa bepergian), kemudian ditambah dengan berdoa:
آيِبُوْنَ تَائِبُوْنَ عَابِدُوْنَ لَرَبِّنَا حَامِدُوْنَ
Kami kembali dengan bertaubat, tetap beribadah dan selalu memuji kepada Råbb kami. (HR. Muslim 2/998).APA SAJA YANG PERLU DIPERSIAPKAN KETIKA MUDIK?
- Menyiapkan bekal selama perjalanan. Usahakan bekal yang tahan dalam kondisi lama.
- Menyiapkan tenaga dan tidur cukup agar fit ketika perjalanan.
- Membawa obat-obatan P3K sebagai antisipasi penyakit ketika perjalanan.
- Siapkan alat-alat komunikasi beserta kelengkapannya (charger, power bank, dll)
- Menyiapkan barang-barang yang akan dibawa sehari atau dua hari sebelumnya. Ini untuk menghindari lupa atau tertinggalnya barang ketika hendak berangkat.
- Bagi yang membawa anak atau wanita calon ibu, hendaknya disiapkan vitamin untuk menjaga kondisi selama perjalanan.
- Bagi yang membawa bayi, pastikan kondisi bayi sehat dan penuhilah kebutuhan bayi selama perjalanan.
- Membawa uang tunai secukupnya. Walaupun ada mesin ATM, uang tunai tetap diperlukan untuk antisipasi jarangnya mesin ATM.
- Membawa alat penunjuk jalan. Bisa berupa GPS (Global Positioning System) atau peta jalur mudik.
- Mengecek kondisi kendaraan pribadi yang akan digunakan untuk mudik. Ketika ada kerusakan, usahakan diperbaiki leboh dahulu sebelum melakukan perjalanan.
- Ketika hendak pergi, pastikan rumah sudah terkunci, kompor dimatikan, dan listrik dinyalakan seperlunya.
- Dalam syariat Islam, seorang yang melakukan perjalanan dengan alat transportasi dibolehkan melakukan shalat di atas kendaraan. Ketika memang tidak memungkinkan untuk turun melakukan shalat di mushala atau masjid, maka Islam memberi alternatif shalat di kendaraan.
- Islam memberi kelonggaran untuk menjamak dan meng-qashar shalat ketika perjalanan. Menjamak shalat berarti menggabungkan 2 shalat dalam satu waktu. Sedangkan meng-qashar berarti meringkas shalat, misalnya 4 rakaat menjadi 2 rakaat. Orang yang berpergian meng-qashar shalat ketika telah berniat safar dan meninggalkan semua rumah di kampungnya, ini sebagaimana yang dikatakan Ibnul Mundzir.
- Ketika ada gangguan selama perjalanan, hendaknya mengucap basmalah.
Dari Abul Malih dari seseorang, dia berkata, “Aku pernah diboncengi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu tunggangan yang kami naiki tergelincir. Kemudian aku pun mengatakan, “Celakalah syaithan”. Namun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyanggah ucapanku tadi,
لاَ تَقُلْ تَعِسَ الشَّيْطَانُ فَإِنَّكَ إِذَا قُلْتَ ذَلِكَ تَعَاظَمَ حَتَّى يَكُونَ مِثْلَ الْبَيْتِ وَيَقُولَ بِقُوَّتِى وَلَكِنْ قُلْ بِسْمِ اللَّهِ فَإِنَّكَ إِذَا قُلْتَ ذَلِكَ تَصَاغَرَ حَتَّى يَكُونَ مِثْلَ الذُّبَابِ
“Janganlah engkau ucapkan ‘celakalah syaithan’, karena jika engkau mengucapkan demikian, setan akan semakin besar seperti rumah. Lalu setan pun dengan sombongnya mengatakan, ‘Itu semua terjadi karena kekuatanku’. Akan tetapi, yang tepat ucapkanlah “Bismillah”. Jika engkau mengatakan seperti ini, setan akan semakin kecil sampai-sampai dia akan seperti lalat.” (HR. Abu Daud dan dishahihkan Al Albani)- Saat menjumpai jalan naik atau di ketinggian, hendaknya bertakbir. Ketika jalan turun, bertasbih.
- Ketika singgah di sebuah tempat, disunnahkan berdoa dan membaca dzikir ketika masuk desa/kota.
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
“Aku berlindung kepada dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejelekan makhluk yang Engkau ciptakan.” (maka) Tidak akan ada sesuatupun yang dapat memberinya madharat sampai ia berlalu dari tempat tersebut.” (HR. Muslim)Disebutkan dalam shahih Ibnu Khuzaimah, bahwa tidaklah Rasulullah melihat suatu daerah, dan hendak untuk memasukinya; kecuali beliau membaca pada saat melihat daerah tersebut:
اللَّهُمَّ رَبَّ السَّمَوَاتِ السَّبْعِ وَمَا أَظْلَلْنَ ، وَرَبَّ الأَرَضِينَ السَّبْعِ وَمَا أَقْلَلْنَ ، وَرَبَّ الشَّيَاطِينِ وَمَا أَضْلَلْنَ ، وَرَبَّ الرِّيَاحِ وَمَا ذَرَيْنَ
“Ya Allah, Tuhan tujuh langit dan apa yang dinaunginya. Tuhan penguasa tujuh bumi dan apa yang di atasnya. Tuhan Yang menguasai syetan-syetan dan apa yang mereka sesatkan. Tuhan Yang menguasai angin dan apa yang diterbangkannya.”- Perbanyaklah berdoa selama perjalanan, karena doa ketika safar (perjalanan) itu mustajab/ dikabulkan.
- Usahakan rileks ketika menyetir atau duduk dalam kendaraan.
- Untuk yang menyetir atau naik motor, ketika mengantuk, sebaiknya berhenti. Tidur atau istirahat sejenak agar badan kembali fit.
- Ketika badan pegal, berhentilah dan lakukan gerakan-gerakan ringan untuk melemaskan otot-otot yang tegang.
- Pergunakanlah alat bantu penunjuk arah ketika bingung dengan arah tujuan. Jangan sungkan untuk berhenti dan bertanya dengan sopan kepada orang-orang di pinggir jalan.
- Jika ingin mencari warung untuk makan, perhatikan kondisi warung: kebersihan, kehalalan, dan harga agar tidak tertipu.
- Masalah buang air kecil atau besar: Perhatikan kondisi tempat untuk buang air, buang air di tempat yang tertutup dan dibersihkan setelah selesai.
- Masalah mencari tempat shalat: Usahakan cari tempat shalat di masjid atau mushala. Carilah masjid yang tidak ada kuburan di dalamnya dan mudah dijangkau.
- Bagi yang naik transportasi umum: Berhatilah-hatilah selama berada di perjalanan, barang-barang berharga pastikan tidak mencolok dan taruh di bagian dalam, cek kembali barang bawaan ketika akan turun, dan pastikan kendaraan benar-benar berhenti sebelum turun.